HUBUNGAN MASYARAKAT

Rabu, 06 Oktober 2010
INISIASI 1
Konsep dasar humas

Menurut Grunig, humas adalah kegiatan manajemen komunikasi antara sebuah organisasi denganberbagai macam publiknya, dari pengertian tersebut maka konsep humas akan selalu berkaitan dengan konsep-konsep lainnya yaitu ;

1. Komunikasi
Pembahasan ke-humas-an merupakan bagian dari kajian ilmu komunikasi, karena semua kegiatan yang menjadi pokok dari humas adalah komunikasi, khususnya komunikasi organisasi.

2. Publik
Publik adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan atau kepedulian yang sama. Kepentingan publik terhadap organisasi bersifat khusus dan spesifik sehingga setiap organisasi bersifat khusus dan spesifik.

3. Manajemen
Menurut Cutlip, Center dan Brom bahwa dilihat dari fungsi manajemen, kegiatan kehumasan bertugas untuk mengevaluasi sikap dan opini publik, megidentifikasi serta menyesuaikan kebijakan-kebijakan organisasi dengan kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program-program humas agar organisasi dapat mencapai saling pengertian serta diterima keberadaanya oleh publik.

4. Organisasi
Don Barnes, menyatakan bahwa dalam organisasi humas berfungsi untuk memberikan saran pada pihak manajemen mengenai kebijakan dan kaitannya dengan publik, mengkoordinir kegiatan komunikasi organisasi, melakukan upaya-upaya untuk menjalin hubungan antara organisasi dan publik, dan mencari informasi mengenai opini publik terhadap organisasi.

Perkembangan konsep humas

Humas pada awalnya berkembang dari dunia hiburan dengan munculnya era press agentry. Pada masa ini para press agent menggunakan segala cara termasuk memanipulasi informasi asalkan pengguna jasa mereka menjadi terkenal. Era ini dikenal sebagai era dimana praktek humas dipakai secara negatif, sebuah era manipulatif. Komunikasi digunakan masih bersifat satu arah (one way communication).

Saat ini perkembangan humas menuju ke arah mutual understanding. Dimana pada era ini humas berupaya menjalin komunikasi dua arah yang seimbang antara sebuah organisasi dengan publiknya. Sehingga cara-cara yang digunakan memiliki etika untuk memperoleh dukungan dan kedudukan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Komunikasi yang dijalan antara organisasi dan publik pada masa ini adalah two-way assymetrical model atau hubungan dua arah asimetris. Artinya, hubungan yang ada telah mengenal feedback dari publik ke organisasi, namun umpan balik tersebut hanya untuk keuntungan organisasi. Pada akhirnya, humas harus menjadi hubungan dua arah yang simetris (two-way symtrical model), yaitu hubungan yang terjalin dengan baik antara kedua belah pihak yang saling mempunyai umpan balik, sebagai keuntungan bersama-sama, baik organisasi maupun publik.

 Opini 1 : Humas (Hubungan Masyarakat ) adalah Salah satu bagian inti dalam suatu organisasi. Karena, dengan adanya humas maka organisasi tersebut dapat di kembangkan dengan baik, lebih terorganisir, dan ada upaya untuk peningkatan citra sesuai dengan tujuan humas ( untuk membangun/ mengembangkan citra/image suatu organisasi) ,dan juga menjadi penghubung / mediator eksternal ataupun internal dalam organisasi itu sendiri.

Tugas 1




PROFIL ORGANISASI
PT. Roman Shine adalah perusahaan yang bergerak dalam penciptaan paket bisnis khususnya bisnis dalam bidang printing, merchandising & advertising. PT. Roman Shine merupakan business solutions bagi para pengusaha untuk membangun bisnis berbasis design, printing & advertising.

Pangsa pasar khususnya pengusaha muda yang berkinginan kuat untuk memulai bisnis atau  pengusaha menengah yang ingin melakukan diversifikai produk.


KEBERADAAN HUMAS

Keberadaan Humas dalam organinasi PT. Roman Shine berada dalam posisi (bagian):

1.       Departemen Promosi & Keluhan Pelanggan
Fungsi:
a.       Melaksanakan kegiatan promosi (menyelenggarakan pameran, dan lain-lian)
b.      Menciptakan image perusahaan (khususnya tentang produk) yang baik dan profitable
c.       Melaksanakan kegiatan pelayanan purna jual (after sales) dan menampung serta menindaklanjuti keluhan pelanggan.
d.      Memelihara hubungan baik dengan pelanggan

2.       Departemen Humas & Kepatuhan (Public Relation & Compliance Dept.)
Fungsi:
a.       Memeriksa kelengkapan dan memastikan kebenaran/keabsahan dokumen-dokumen perusahaan.
b.      Memeriksa kelengkapan legalitas dokumen-dokumen perjanjian bisnis.
c.       Melakukan updating data dan pengawasan atas system pengarsipan dokumen perusahaan.
d.      Menampung, menyelesaikan  dan menindaklanjuti setiap permasahan yang timbul baik internal maupun eksternal untuk mempertahankan dan meningkatkan citra positif (image) perusahaan di mata stakeholders & masyarakat.

FAKTOR – FAKTOR PENTING KEBERADAAN HUMAS:

a.       Produk & jasa perusahaan sangat perlu untuk diinformasikan (disosialisasikan) kepada masyarakat (prospek pelanggan).
Contoh: pemasangan iklan, pemberitaan di media, konperensi pers, pameran, dll

b.      Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan pelayanan sebagai upaya untuk memberikan informasi mengenai produk dan membangun image perusahaan
Contoh: memberikan santunan, bea siswa atau melaksanakan event-event tertentu

c.       Membina hubungan baik secara internal maupun eksternal dengan pelanggan dan masyarakat.
Contoh: kegiatan kebersamaan sesama karyawan dan managemen utnuk menciptakan etos kerja yang lebih baik; pelayanan purna jual yang memuaskan; proses produksi dan kegiatan perusahaan memperhatikan / peduli terhadap kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar.

d.      Menindaklanjuti keinginan/kebutuhan pasar dan mengantisipasi serta melayani keluhan-keluhan pelanggan yang mungkin timbul.
Contoh: customer care oriented

e.      Pengangan secara khusus terhadap perselisihan yang mungkin timbul selama proses kegiatan perusahaan berjalan.

f.        Kepatuhan dan updating terhadap kelengkapan/keabsahan/legalitas dokumen perusahaan sesuai peraturan pemerintah.



 INISIASI 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan praktik humas.
Menurut Vercic, Grunic dan Grunic dalam Sriramesh (2004) perkembangan humas dipengaruhi oleh variabel lingkungan negara masing-masing yaitu ideologi,sistem ekonomi, budaya dan sistem media. Faktor-faktor tersebut terwakili dengan :

1. Demokratisasi kehidupan politik
Dalam negara yang menjadika demokrasi sebagai pilar utama maka suara rakyat menjadi dasar negara, kebebasan berpendapat, beropini dijamin oleh undang-undang. Hal ini sejalan dengan prinsip humas yang merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang seimbang antara organisasi dan publiknya. Komunikasi tersebut bisa berjalan dengan baik jika dilandasi keterbukaan, prinsip menghargai opini, atau pendapat yang berbeda.

2. Industrialisasi dan pasar bebas Industrialisasi
memunculkan pasar bebas, sehingga kompetisi yang terbuka menjadi strategi humas untuk memenangkan persaingan. Karena humas berperan penting untuk membangun citra lembaga bisnis, citra produk dan citra corporate.

3. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan pesat teknologi komunikasi saat ini menjadikan teknik humas semakin berkembang pula. Jarak tidak lagi menjadi kendala sehingga informasi menjadi kebutuhan. Dengan kemajuan ini tentu sangat menunjang kegiatan humas.

4. Penerapan Good Governance
Pemerintahan yang bersih menciptakan iklim usaha yang sehat, iklim sehat menciptakan persaingan sehat. Sehingga mendorong munculnya berbagai teknik komunikasi untuk menunjang persaingan bisnis, teknik tersebut salah satunya adalah humas.


INISIASI 3
Kedudukan dan peran humas dalam organisasi

Organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya terdapat berbagai elemen yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan interaksi agar organisasi sebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah salah satu aspek dari elemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola interaksi organisasi dengan komponen-komponennya.

Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan (Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input), keluaran (Output), proses (troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.

Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humas terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas berperan sebagai :
1. Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.

2. Communications facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah serta mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.

3. Problem solving process facilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun peranannya masih dalam koridor komunikasi.

Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu :

1. Media relations role. Tugas praktisi humas memastikan media selalu mendapat informasi dari organisasi apa saja yang dibutuhkan dan dikhawatirkan media.

2. Communication and laison role. Humas bertugas sebagai perwakilan dari organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang berkomunikasi antara organisasi dan publiknya.


 INISIASI 4
Teori komunikasi yang minimal harus diketahui oleh seorang humas :

1. Agenda setting
Teori ini berasumsi bahwa khalayak dianggap mudah diarahkan oleh komunikator dengan penekanan-penekanan pemberitaan yang dilakukan oleh media massa. Jika media memberikan tekanan (pemberitaan dsb) pada suatu pristiwa maka media akan mempengaruhi khalayak untuk menganggap peristiwa tersebut sebagai sebuah pristiwa penting.

2. Uses and Gratification
Teori ini beramsumsi bahwa khalayak dianggap lebih aktif sehingga dalam teori ini yang menjadi fokus adalah apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap media. Pendekatan ini memberikan gambaran bahwa khalayak tidak dipandang sepenuhnya pasif, sehingga penggunaan media oleh khalayak dapat teridentifikasi dari motifnya. Seperti, apa yang mendorong individu membaca berita tertentu, atau hanya menonton acara tertentu, dan sebagainya.

3. Difusi – Inovasi
Adalah suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana suatu ide, gagasan, praktik atau penemuan baru disebarkan kemudian diterima oleh sasaran komunikasi. Dalam proses inovasi keputusan seseorang untuk mencari informasi yang dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu : pengetahuan, pembentukan sikap, membuat keputusan, penggunaan, dan peneguhan atau penguatan keputusan.

Dalam proses difusi inovasi, saluran media berperan penting pada tahap pengetahuan, sedangkan saluran hubungan personal (antarpribadi) lebih efektif pada tahap pembentukan sikap (persuasi). Di bagian hubungan personal inilah humas dapat berperan menjadi agen untuk membentuk sikap khalayak. Praktik yang sering digunakan agen (humas) adalah dengan menggunakan pemimpin opini lokal, atau gate keeper (penjaga gerbang) informasi dari publik.

4. Disonansi Cognitive
Merupakan teori yang mempunyai pengertian ketidaksesuaian kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Dalam pengambilan keputusan, disonansi diprediksikan akan muncul karna alternatif pilihan yang mengakibatkan ia diterima atau ditolak. Semakin sulit sebuah keputusan semakin besar disonansi setelah keputusan diambil, demikian juga jika semakin penting sebuah kebijakan semakin besar pula disonansi yang diakibatkannya.

Teori tersebut dirumuskan bahwa ketika seseorang ditempatkan pada situasi dimana ia harus berprilaku di depan umum yang bertentangan dengan sikap pribadinya maka dia akan mengalami disonansi dari pengetahuan tentang fakta tersebut. Hal tersebut terjadi karena ada reward dan punishment atau karena tekanan kelompok untuk menyesuaikan norma yang disepakati.

Pendekatan tersebut diatas dapat digunakan seorang humas untuk menganalisa dirinya, media dan publik dalam membuat agenda dan program humas yang terarah dan efektif. Karena perlakuan terhadap publik memerlukan pengetahuan yang menyeluruh mengenai semua pihak yang terkait. Sehingga humas dapat menentukan langkah-langkah tepat dalam proses komunikasi yang sedang dan akan dibangunnya.

Opini 4 : Contoh dari teori_teori komunikasi tersebut diantaranya :
1. Agenda setting
 Dalam hal ini media secara efektif menginformasikan peristiwa tertentu kepada khalayak dengan liputan berita yang diulang-ulang,untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak khalayak.
Contoh kasus : Kasus money laundring oknum pegawai pajak bernama Gayus Halomoan Tambunan yang  memiliki uang sebesar Rp 25 miliar dalam rekening pribadinya. Hal tersebut sangat mencuri perhatian karena Gayus Tambunan hanyalah seorang PNS golongan IIIA yang mempunyai gaji berkisar antara 1,6-1,9 juta rupiah saja.

2. Uses and Gratification
Contoh : Khalayak/penonton dianggap aktif dalam menentukan tayangan mana yang mereka kira akan dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan.
misal : Ani sangat menyukai acara berita di televisi karena menurutnya dengan tayangan tersebut akan memberikan banyak pengetahuan. sedangkan Ana lebih memilih untuk melihat acara yang dapat menghibur dirinya sepertiacara komedi, menurutnya pengetahuan dapat ia dapatkan dengan membaca buku, dll.

3. Difusi – Inovasi
Contoh : Online store/toko online pada suatu media yaitu website yang bisa diakses melalui internet untuk memudahkan konsumen membeli suatu produk melalui internet (toko online). Namun tidak semua inovasi dapat diterima, contohnya masih banyak konsumen yang tidak mau menggunakan toko online untuk berbelanja dikarenakan takut adanya penipuan, dll. jadi, tidak semua dampak dari difusi/inovasi dapat diterima oleh masyarakat.

4. Disonansi Cognitive
Contoh : Seseorang yang bekerja sebagai Intel , dia akan menemui bahkan melakukan beberapa hal yang mungkin tidak sesuai dengan hati nurani nya atau dengan adat & keyakinannya. hal itu akan menimbulkan disonansi dan efeknya akan mempengaruhi psikologi karena mau-tidak mau mereka harus melakukan  beberapa hal tsb dan harus profesional karena merupakan tugas/konsekuensi dari profesi yang sudah ia pilih.

INISIASI 5

 Dalam bekerja seorang humas mempunyai proses tahapan kerja yang idealnya harus dijalani. Tahapan demi tahapan mempengaruhi keputusan humas dalam mengambil tindakan. Dengan fungsi manajerial yang ada, humas dapat dengan tepat membaca kebutuhan organisasi. Humas yang baik tidak sembarangan dalam mengambil program, diperlukan analisa, perencanaan, tindakan tepat, dan dievaluasi dari semua program yang telah dilakukan. Fungsi manajemen tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua orang dapat menjadi humas yang baik. Sebab, tanggung jawab humas adalah “menggambarkan” citra organisasi; dirinya adalah representasi yang diwakilinya.

Oleh karena itu humas harus mampu :

1. Melakukan penelitian

Beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan humas : enviromental monitoring, publik relations audit, communications audit, dan social audit. Penelitian-penelitian tersebut dapat dilakukan dengan teknik formal dan informal.

2. Melakukan Perencanaan dan pemrograman

Setelah humas memperoleh gambaran dari penelitian yang dilakukan, selanjutnya membuat perencanaan dan program kerja. Unsur perencanaan meliputi : merumuskan masalah,menentukan sasaran dan tujuan, membuat jadwal dan menentukan kebutuhan anggaran sebagai konsekuensi program.

3. Pelaksanaan rencana dan program

Puncak dari kerja humas adalah realisasi program dan rencana. Dalam pelaksanaan program, humas harus dapat menentukan strategi tindakan yang akan digunakan, selain itu humas juga harus memperhitungkan strategi komunikasi yang akan diterapkan. Kedua strategi menjadi “senjata” humas dalam realisasi program. Sehingga dapat dikatakan sukses dan tidaknya rencana dan program yang telah tersusun ditentukan oleh keahlian humas dalam membuat strategi dalam bertindak dan berkomunikasi.

4. Pelaksanaan rencana dan program
Terkadang ada yang beranggapan ketika sebuah program telah selesai dilaksanakan, evaluasi menjadi tidak penting. Pun ada yang menilai bahwa suksesnya sebuah kegiatan adalah pesan telah disampaiakn kepada audiens, atau ukuran sukses banyaknya audiens. Kedua hal itu hanya sebagian kecil dari indikator baiknya pelaksanaan program, karena indikator yang sebenarnya adalah tergantung dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi juga menjadi penting sebagai gambaran untuk pelaksanaan program berikutnya, sehingga dari waktu ke waktu pelaksanaan menjadi semakin baik.

Tugas 2
Contoh sebuah Program Huma
s  yaitu :
Program Komunikasi Kesetaraan Gender

                Gender atau peran social perempuan dan laki-laki dalam masyarakat Indonesia belum setara. Wanita sering diposisikan sebagai warga Negara kelas dua, diperlakukan tidak adil dan tidak dipenuhi hak-haknya. Hal ini dikarenakan adanya budaya partilineal (laki-laki yang dominan), penafsitan aturan agama yang tidak pas, tingkat pendidikan perempuan yang rendah serta kurangnya memperoleh akses informasi yang benar.

                Data yang terkait untuk menunjukkan parahnya masalah tersebut adalah jumlah perempuan dan laki-laki berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah perempuan yang menduduki kursi di pemerintahan, korban perempuan disbanding laki-laki pada kasus kekerasan rumah tangga, pelecehan, dll.

* Jenis Penelitian yang kita gunakan adalah Environmental Monitoring .
*  Teknik yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif.
* Rumusan Masalah :
                Ketidaksetaraan Gender adalah masalah budaya. Karena itu, perlu penyampaian pesan yang terus menerus dengan membuka orientasi berpikir pada hal-hal yang positif mengenai kesetaraan. Misalnya membuat keluarga lebih sejahtera karena perempuan juga bekerja mencari uang, perempuan lebih pintar dan mampu mendidik anak-anak lebih baik dan masa depan lebih baik.
* Sasaran dan Tujuan :
                Melakukan pendekatan kepada kaum perempuan untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku mereka keseharian, terkait dengan kesadaran akanpentingnya kesetaraan gender.
Tujuan  :Membentuk kesadaran, sikap, perilaku yang setara gender.
Perempuan yang memiliki kesetaraan gender akan berusaha memposisikan sama dengan laki-laki dalam rumah tangga dan bidang lainnya. Begitu juga dengan laki-laki yang memiliki kesadaran kesetaraan akan selalu mengikutsertakan perempuan dalam mengambil keputusan, menghargai perempuan dan juga bisa lebih memperhatikan serta memperlakukan perempuan sebagaimana mestinya. Dan diharapkan dengan adanya kesadaran akan kesetaraan ini, akan meningkatnya tingkat pendidikan perempuan karena perempuan mempunyai peluang sama dengan laki-laki untukmendapatkan pendidikan, meningkatnya aktivitas perempuan diluar sector domestic (kegiatan rumah tangga) misalnya dalam kegiatan ekonomi, social dan politik.
* Pelaksanaan :
                Sebelum menentukan Waktu pelaksanaan, ada baiknya kita membuat  rencana manajemen. Adanya kerjasama antara organisasi Kementrian Pemberdayaan perempuan dengan mitra lembaga swadaya masyarakat, pemda,dll yang mempunyai peran dan tanggung jawab seperti donator, coordinator pelaksana teknis, Lsm  membantu dalam melakukan program kampanye, pelaksana teknis,dll.Sehingga Pelaksanaan Program Kampanye bulan April s.d Agustus 2010.
* Anggaran :
                Disesuaikan karena adanya donator yang turut membantu dalam program kegiatan ini.
*  Strategi Tindakan :
         Kita dapat menentukan jangka panjang dan positioning strategi tindakan. Identitas jangka panjang adalah prilaku yang akan menjadi budaya pofitif. Misalnya Metode KB bila terus menerus digunakan, maka masyarakat juga akan lebih sejahtera. Pada kesetaraan gender, maka prilaku menghargai, menghormati dan memberikan peluang yang sama bagi kaum perempuan akan memperkuat suatu bangsa dan perempuan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
Positioning : Memberikan gambaran fisik, perempuan Indonesia yang percaya diri, pintar dan mandiri.
* Strategi Komunikasi
Kita dapat mengidentifikasi poin-poin pesan utama yang akan disertakan dalam semua pesan komunikasi diantaranya :
1. Kesetaraan gender menjadi kunci keberhasilan perempuan Indonesia menjadi percaya diri, cerdas dan mandiri.
2. Sikap saling menghormati dan menghargai serta saling mendukung antara perempuan dan laki-laki.
3. Pelayanan kesehatan serta penyediaan fasilitas bagi pemberdayaan perempuan menjadi prioritas.
                Untuk pendekatan strategis untuk menyampaikan Pesan yang berkaitan dengan kesetaraan gender yang dapat disampaikan melalui saluran komunikasi interpersonal berupa kunjungan ke rumah, kampanye, pertemuan dengan komunitas seperti  pertemuan, arisan, pengajian atau pelatihan pemberdayaan perempuan, dll. Selain itu bisa juga menggunakan alat bantu berupa hiburan, music ,dll.
* Tahap selanjutnya adalah Rencana Evaluasi
                Untuk memastikan kegiatan tersebut dilaksanakan dan apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai , dapat diukur dengan indeks kesehatan, pendapatan, dan pendidikan.
Penilaian dampak/hasil dapat kita lihat dari jumlah khalayak yang sudah mengubah prilaku sesuai dengan tujuan yaitu memberikan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender.

Evaluasinya adalah Dampak Program komunikasi terhadap perubahan perilaku perempuan dan laki-laki yang sesuai dengan kesetaraan gender.
Langkah selanjutnya kita dapat menyiapkan dokumentasi dan laporan kegiatan serta penyebarluasan hasil-hasilnya.

INISIASI 6

Opini 6 : di Era Modern saat ini Teknologi informasi seperti Teknologi Cyberspace (Teknologi Internet) sangat menguntungkan para praktisi Humas, dan menjadikan Pekerjaan Humas lebih efisien , murah dan praktis. Dengan menggunakan Teknologi ini, kita dapat mengkombinasikan Teknik Komunikasi lisan, Cetak dan Audiovisual.
Dengan adanya Perkembangan ini, Teknologi komunikasi seperti Teknologi Cyberspace (Teknologi Internet) berperan sebagai alat bantu yang mempermudah kerja Humas dalam upaya menyampaikan pesan-pesan yang dibuatnya, berkaitan dengan suatu organisasi yang diwakilinya untuk disampaikan kepada
publik/organisasi itu sendiri dan Komunikasi akan lebih mudah karena tidak terbatas oleh batasan waktu, wilayah,dll.
Namun, Setiap teknologi pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya.
Salah satu upaya nya adalah kita harus tetap berusaha untuk tepat dalam memanfaatkan teknologi ini agar hasil yang didapatkan, dapat sesuai dengan tujuan komunikasi dan komunikasi dapat berjalan efektif & Bermanfaat. 

  INISIASI 7

Jika pada inisiasi sebelumnya kita hanya mambahas teori dan konsep-konsep humas, maka inisiasi 7 kita akan membahas aplikasi humas dalam organisasi. Humas dapat dipraktekkan di semua type, bentuk dan sistem organisasi. Peran dan kedudukan humas tergantung bagaimana kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.

Secara garis besar humas dapat diaplikasikan pada :
1. Organisasi politik, diantaranya adalah pemerintahan dan partai politik.Di dalam pemerintahan humas menjadi penting karena harus ”berada di depan” ketika memberikan informasi kebijakan dan meminta dukungan dari masyarakat. Sedang dalam partai politik humas diharapkan dapat membantu partai politik dalam kegiatan pencitraan politik khususnya kampanye.

2. Organisasi bisnis atau profit.Publik organiasasi bisnis saat ini semakin cerdas, baik publik internal maupun eksternal. Sehingga perusahaan bisnis lebih banyak lagi membutuhkan tenaga humas untuk berkomunikasi dengan publiknya.

3. Organisasi sosial, seperti asosiasi profesi, LSM, keagamaan, pendidikan dan sebagainya.Di negara kita dewasa ini peran humas sangat penting. Seiring dengan era reformasi dimana informasi dibuka seluas-luasnya. Sehingga masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan transparan. Di posisi inilah peran humas dibutuhkan; untuk menjembatani keinginan publik dan kepentingan organisasi. Di salah satu pihak yang mengiginkan keterbukaan dan kejujuran yang lainnya menginginkan keuntungan dan dukungan.

  Tugas 3

Contoh kegiatan kehumasan yang diaplikasikan dalam : Organisasi Politik,Organiasi Bisnis, dan Organisasi Sosial diantaranya :

a.       Organisasi Politik:

Kegiatan kampanye kandidat politik maupun partai politik itu sendiri yang dilakukan oleh humas komunikasi politik, atau sering dikenal dengan Tim Sukses

1.       Kegiatan untuk mensosialisasi dan menciptakan image atau pencitraan positif bagi kandidat politik melalui:
·         Penayangan di televisi dalam acara, event atau iklan promosi.
Contoh: penayangan promosi Andi Malarangeng di salah satu stasiun televisi

·         Membuat/menerbitkan buku biografi sang kandidat tersebut.
Contoh: buku biografi Soekarno

·         Pemberitaan di media cetak
Contoh: pemberitaan di surat kabar, majalah, poster, dsb

2.       Kegiatan sosialisasi visi dan misi partai melalui website (situs internet)
Contoh: www.f-pks.or.id , www.ppp.or.id , www.golkar.or.id , dsb

3.       Membangun hubungan dengan masyarakat atau calon pemilih secara langsung melalui kegiatan sosial
Contoh: kegiatan bakti sosial peduli Aceh, bencana alam Padang oleh Partai Keadilan Sosial, atau partai-partai lainnya.

4.       Berkomunikasi dan membentuk forum diskusi melalui jejaring sosial seperti facebook, twiter dan sebagainya, serta melakukan survey dan polling untuk mengetahui keinginan dan kepedulian para pendukung atau calon pemilih.

b.      Organisasi Bisnis                                         

1.       Kegiatan sosialisasi produk & jasa perusahaan kepada  masyarakat (prospek pelanggan).
Contoh: pemasangan iklan,  konperensi pers, pameran, dll

2.       Memelihara pencitraan yang baik (image) perusahaan di mata masyarakat/konsumen.
Contoh: memberikan santunan, bea siswa, dll.

3.       Kegiatan kepedulian dan pertanggungjawaban terhadap dampak lingkungan hidup atau pencemaran limbah dan polusi akibat proses produksi perusahaan
Contoh: melakukan analisis dampak lingkungan (Amdal) secara kontinyu.

4.       Menjembatani kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat sekitar supaya tidak terjadi konflik yang akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan.

o   Contoh: melakukan lobbying dengan wakil masyarakat setempat sehingga dapat dicapai suatu kesepakatan yang tidak akan merugikan salah satu pihak.

5.       Membina hubungan baik secara internal maupun eksternal dengan pelanggan dan masyarakat.
Contoh: kegiatan kebersamaan sesama karyawan dan managemen utnuk menciptakan etos kerja yang lebih baik; pelayanan purna jual yang memuaskan; proses produksi dan kegiatan perusahaan memperhatikan / peduli terhadap kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar.

6.       Penyampaian laporan tahunan (annual reports) dan segala kegiatan perusahaan selama setahun kepada stakeholder serta menjelaskan asumsi dan achievement yang terjadi kepada shareholder.
Contoh: melakukan public expose, annual general meeting, dsb

c.       Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah organisasi yang bertujuan tidak mencari keuntungan, seperti organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, dsb.

1.       Kegiatan pembinaan rohani kepada masyarkat untuk membentu perilaku (akhlak) yang baik sehingga dapat menciptakan suasana kondusif dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara.
o   Contoh: kegiatan siraman rohani melalui media electronic (televise/radio), kegiatan pengajian dikomunitas sosial

2.       Sosialisasi kegiatan dan peran aktif lembaga swadaya masyarakat dalam memberikan konstribusi pemberdayaan ekonomi dan sosial kemasyarakatan
o   Contoh: bimbingan dan penyuluhan cara hidup sehat, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dsb.


INISIASI 8

 Pembahasan terakhir adalah mengenai profesi, profesional dan profesionalisme humas. Sesuatu bidang disebut profesi dengan syarat, (1) Memiliki body of knowledge, (2) Memiliki kode etik profesi, dan (3) Adanya kontrol yang tertutup bagi orang yang ingin bergabung dengannya.

Opini 8:
Secara singkat kita bisa memahami bahwa profesi sebagai suatu pekerjaan, professional adalah pelakunya dan profesionalisme adalah suatu sikap atau idealisme.
Prinsip Dasar Profesionalisme diantaranya : keahlian, tanggung jawab dan norma yang mengatur kegiatan pelakunya.

Body of Knowledge atau badan pengetahuan bisa ditunjukkan dengan terumuskannya suatu model kerja ataupun model kerangka berpikir sebuah bidang dan bisa dilihat dari adanya suatu filsafat/falsafah, misi dan tujuan bidang tersebut secara jelas. Sedangkan Kode Etik adalah suatu perangkat pedoman tingkah laku yang mengikat semua anggota profesi. Kode Etik ini lazimnya disusun dan dikeluarkan oleh sebuah organisasi profesi. Terakhir, kontrol akses yang tertutup adalah adanya upaya yang dilakukan oleh (utamanya) organisasi profesi untuk menyelekasi dan atau memberi kriteria bagi orang yang ingin menjadi professional. Seleksi tersebut bisa berupa serangkaian test administrative, test pengetahuan dan skill. Pengukuhan oleh sebuah organisasi profesi juga bisa dikatagorikan sebagai kontrol.

 Semoga Bermanfaat yaa..Sukses Selalu..

- Meyga -

4 komentar:

Azharie Hasan Says:
3 November 2015 pukul 03.36

Terimakasih. Sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuian saya mengenai Humas.

nurdiancahaya Says:
3 Januari 2016 pukul 12.24

artikel ini sangat membantu

Unknown Says:
5 Maret 2016 pukul 12.35

Terimakasih info nya bermanfaat sekali 😌

Firda Fauza Says:
29 Juni 2016 pukul 08.07

terimakasih atas infonya

Posting Komentar